TEORI-TEORI
BELAJAR
1. Teori
Piaget
Penekanan inti teori Piaget adalah
:
a)
Tahap sensori motor (Sensori Motoric Stage)
Dari
lahir sampai umur sekitar 2 tahun.
b)
Tahap pra operasi (Pre Operational Stage)
Dari
sekitar umur 2 tahun sampai dengan umur 7 tahun.
c)
Tahap operasi konkrit (Concrete Operational Stage)
dari
sekitar umur 7 tahun sampai dengan sekitar umur 11 tahun
d)
Tahap operasi formal
Sekitar
umur 11 tahun dan seterusnya.
2. Teori
Bruner
Penekanan
inti teori Bruner adalah :
a)
Tahap enaktif
Dalam
tahap ini, anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak-atik)
objek.
b)
Tahap ikonik
Dalam
tahap ini, kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang
merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak tidak langsung
memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif.
c)
Tahap simbolik
Dalam
tahap ini, anak memanipulasi symbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada
tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek
riil.
3. Teori
Gestalt
Penekanan
inti teori Gestalt adalah :
a)
Penyajian konsep harus lebih
mengutamakan pengertian,
b)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa, dan
c)
Mengatur suasana kelas agar siswa siap
belajar.
d)
Hubungan
bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa
setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan
latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan
sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar
bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan
figure.
e)
Kedekatan
(proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun
ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
f)
Kesamaan
(similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan
dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
g)
Arah
bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang
berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau
bentuk tertentu.
h)
Kesederhanaan
(simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk
yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang
baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
i)
Ketertutupan
(closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek
atau pengamatan yang tidak lengkap.
4. Teori
Brownell
Penekanan
inti teori Brownell adalah :
a)
Sama dengan teori Gestalt,
b)
Belajar matematika harus merupakan
belajar bermakna, dan
c)
Belajar matematika harus merupakan
belajar pengertian.
5. Teori
Dienes
Penekanan
inti teori Dienes adalah :
a)
Tahap permainan bebas
Pada
tahap ini, anak-anak berhadapan dengan unsur-unsur dalam interaksi dengan
lingkungan belajarnya atau alam sekitar,
b)
Representasi adalah tahap pengambilan
kesamaan sifat dari beberapa situasi yang sejenis,
c)
Simbolisasi termasuk tahap belajar
konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep
dengan menggunakan symbol matematika atau melalui perumusan verbal.
d)
Formalisasi merupakan tahap belajar
konsep yang terakhir. Dalam tahap ini, anak-anak dituntut untuk mengurutkan
sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru dari konsep
tersebut.
6. Teori
Van Hiele
Penekanan
inti teori Van Hiele adalah :
a)
Tahap pengenalan (visualisasi)
Dalam
tahap ini, anak mulai belajar mengenai suatu bentuk geometri secara
keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk
geometri yang dilihatnya itu.
b)
Tahap analisis
Pada
tahap ini, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri
yang diamatinya.
c)
Tahap pengurutan (deduksi informal)
Pada
tahap ini, anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang kita
kenal dengan sebutan berfikir deduktif, namun kemampuan ini belum berkembang
secara penuh.
d)
Tahap deduksi
Dalam
tahap ini, anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan
kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
e)
Tahap akurasi
Dalam
tahap ini, anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari
prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap akurasi merupakan
tahap berfikir yang tinggi, rumit, dan kompleks.
7. Teori
Thorndike
Penekanan
inti teori Thorndike adalah :
a)
Koneksionisme
Asosiasi
antara kesan indrawi dan impuls dengan tindakan sebagai ikatan/kaitan atau
koneksi.
b)
Pemilihan dan pengaitan
Bentuk
paling dasar dari proses belajar adalah trial-and-error-learning (belajar
dengan uji coba).
c)
Insightful
Belajar
adalah bukan langsung ke pengertian mendalam.
d)
Belajar tidak dimediasi oleh ide
Belajar adalah
bersifat langsung dan tidak dimediasi oleh pemikiran dan penalaran.
e) Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons
menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin
kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
f) Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu
pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan
pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan
yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
g) Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara
Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan
akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
8. Teori
Skinner
Penekanan
inti teori Skinner adalah :
a)
Perilaku responden dan operan
Skinner
membedakan dua jenis perilaku, yaitu respondent behavior (perilaku responden)
yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant behavior
(perilaku operan) yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenali tetapi
dilakukan sendiri oleh organisme.
b)
Pengkondisian tipe S dan tipe R
Ada
dua jenis pengkondisian, yaitu pengkondisian tipe S yang juga dinamakan
respondent conditioning (pengkondisian responden) dan identik dengan
pengkondisian klasik. Tipe kondisi yang menyangkut perilaku operan dinamakan
tipe R karena penekanannya adalah pada respon.
c)
Prinsip pengkondisian operan
Ada
dua prinsip umum dalam pengkondisian Tipe R : (1) setiap respon yang diikuti
dengan stimulus yang menguatkan cenderung akan diulang; (2) stimulus yang
menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respon
operan.
d)
Kotak Skinner
Sebagian
besar percobaan binatang Skinner awal dilakukan dalam ruang tes kecil yang
kemudian terkenal sebagai Skinner Box (kotak Skinner).
e)
Pencatatan kumulatif
Skinner
menggunakan cumulative recording (pencatatan kumulatif) untuk mencatat perilaku
hewan dalam kotak Skinner.
f)
Pengkondisian respons penekanan-tuas
Biasanya,
pengkondisian respon penekanan tuas menggunakan langkah-langkah, antara lain:
deprivasi, magazine training, dan penekanan tuas.
g) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku
diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan
meningkat.
h) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku
operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
9. Teori
Ausubel
Penekanan
inti teori Ausubel adalah :
a)
Belajar bermakna
b)
Pentingnya pengulangan sebelum belajar
c)
Belajar menemukan dengan belajar
menerima
10. Teori
Gagne
Penekanan
inti teori Gagne adalah :
a)
Belajar matematika ada dua objek, yaitu
objek langsung dan objek tak langsung.
b)
Fakta adalah objek matematika yang tinggal
menerimanya, seperti lambang bilangan, sudut, dan notasi-notasi matematika
lainnya.
c)
Ada delapan tipe belajar, yaitu belajar
isyarat, stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan, pembentukan
konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah.
d)
Belajar isyarat adalah belajar yang
tingkatnya paling rendah, karena tidak ada niat atau spontanitas.
11. Teori
Pavlov
Penekanan
inti teori Pavlov adalah :
a)
Konsep pembiasan agar siswa belajar
dengan baik
b)
Law
of Respondent Conditioning
yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara
simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan
stimulus lainnya akan meningkat.
c)
Law
of Respondent Extinction yakni
hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka
kekuatannya akan menurun.
12. Teori
Belajar Bolles
Penekanan
inti teori Bolles adalah :
a)
Expektasi ( pengharapan )
b)
Predisposisi bawaan
c)
Motivasi membatasi Fleksibilitas respon
d)
Argumen tempat
13. Teori
Belajar Behaviorisme
Penekanan
inti teori belajar behaviorisme adalah :
a)
Menurut teori behaviorisme bahwa belajar terjadi
bila perubahan dalam bentuk tingkah laku dapat diamati, bila kebiasaan
berperilaku terbentuk karena pengaruh sesuatu atau karena pengaruh
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Teori behaviorisme
berpandangan bahwa belajar terjadi melalui operant conditioning.
14. Teori
Belajar Humanisme
Penekanan
inti teori belajar humanisme adalah :
a)
Menurut
teori belajar humanisme bahwa motivasi
belajar harus bersumber pada diri peserta didik (Morris, 1982).
b)
Rogers
(Morris, 1982) membedakan dua ciri belajar, yaitu (1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna.
c)
Teori
belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting, yaitu:
·
manusia
itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah
terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan
asimilasi pengalaman baru,
·
belajar
akan lebih cepat lebih bermaka bila akan cepat dan lebih bermakna bila bahan
yang dipelajari relevan dengan kebutuhan
siswa,
·
belajar
dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
·
belajar
secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
·
belajar
atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan
·
kebebasan,
kreativitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
evaluasi diri sendiri dan evaluasi dari orang lain tidak begitu penting.
15. Teori
Belajar Sosial
Penekanan inti teori belajar sosial
adalah :
a) Pemodelan (Modelling)
Menurut
teori belajar sosial
tentang modeling, yaitu bahwa
peserta didik atau individu melakukan aktivitas belajar dengan cara meniru
perilaku orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu belajar dari kegagalan dan
keberhasilan orang lain.
b) Fase
Belajar.
Ada empat fase belajar dari model,
yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, fase motivasi lalu muncul
dalam bentuk penampilan.
16. Teori
Guthrie
Penekanan
inti teori Guthrie adalah :
a)
Hukum kontiguitas (keterdekatan),
sebagai salah satu hukum yang dikemukakan oleh Aristoteles, yang dinyatakan
bahwa “kombinasi dari stimulus yang disertai oleh suatu gerakan atau movement
tersebut”.
b)
Belajar satu Percobaan
c)
Prinsip kebaruan
d)
Stimuli yang dihasilkan oleh gerakan
e)
Sifat penguatan
17. Teori
Estes
Penekanan inti dari teori Estes
adalah
a) Generalisasi
b) Pelenyapan
c) Pemulihan
spontan
d) Percocokan
probabilitas
18. Teori
Tolman
Penekanan inti dari teori Tolman adalah
a)
Konfirmasi versus penguatan
b)
Belajar versus Performan
c)
Belajar Laten
d)
Belajar ruang versus belajar Respon
19. Teori
Hebb
Penekanan inti dari
teori Hebb adalah:
a) Lingkungan
terbatas
b) Lingkungan
yang kaya
c) Kumpulan
sel
d) Sekuensi
fase
e) Deprivasi
sensoris
20. Teori
Belajar Richard R. Skemp
Skemp dikenal
sebagai ahli teori belajar yang membedakan
dua macam pemahaman, yaitu
pemahaman relasional (relational
understanding) dan pemahaman instrumental (instrumental understanding). Menurut skemp pemahaman rasional dapat diartikan sebagai pemahaman yang
memahami dua hal secara bersama-sama, yaitu apa dan mengapanya. Selanjutnya
Skemp menginginkan proses pembelajaran
yang terjadi di kelas adalah suatu pembelajaran
yang mengarah pada adanya pemahaman relasional. Artinya siswa harus
memiliki pengetahuan di dalam benaknya
yang menjadi dasar mengapa ia melakukan
hal seperti itu.
21. Teori
Vigotsky
Vigotsky berpendapat bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut
dengan orang lain, merupakan factor yang terpenting yang mendorong atau memicu
perkembangan kognitif seseorang. Vigotsky berpendapat pula bahwa proses belajar
akan terjadi secara efektif dan efisien
apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam
suasana lingkungan yang mendukung, dalam
bimbingan atau pendamping seseorang yang
lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya guru.
Menurut Vigotsky setiap anak mempunyai
apa yang disebut masa perkembangan proksimal (Zone of proksimal development), yang oleh Vigotsky didefinisikan
sebagai jarak atau selisih antara
tingkat perkembangan si anak yang aktual
dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi, yang biasa
dicapai oleh si anak, jika ia mendapat bimbingan (bantuan) dari sesorang
yang lebih dewasa atau lebih kompeten. Dengan kata lain zona perkembangan
proksimal adalah selisih antara apa yang bisa dilakukan seorang anak
secara independen dengan apa yang bisa dicapai oleh anak tersebut jika
ia mendapat bantuan sesorang yang lebih kompeten.
Berdasarkan
uraian di atas maka inti
dari teori Vygotsky
tersebut adalah
1) Zone
perkembangan di mana anak tidak mampu melakukan suatu kegiatan belajar tanpa
bantuan namun dapat melakukannya secara baik di bawah bimbingan orang dewasa.
2) Membedakan
secara fundamental antara kegiatan berbasis stimulus-respons, alat dan bahasa.
3) Ada
perbedaan antara konsep dan bahasa ketika seseorang masih belia, tetapi sejalan
dengan perjalanan waktu, keduanya akan menyatu. Bahasa mengekspresikan konsep,
dan konsep digunakan dalam bahasa.
22. Teori
Belajar John Dewey
1) Metode
reflektif didalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berfikir aktif,
hati-hati, yang dilandasi proses berfikir kearh kesimpulan-kesimpulan.
2) Penggunaan
langkah-langkah seperti siswa mengenali masalah, menganalisa, menentukan
masalah, mengumpulkan berbagai kemungkinan untuk pemecahan masalah, menimbang
kemungkinan jawaban, mempraktekkan kemungkinan pemecahan masalah.
3) Pentingnya
memberikan pengalaman dalam berfikir sehingga bertindak secara benar,
pengalaman itu mempengaruhi budi pekerti.
23. Teori
Behaviorisme Menurut Albert Bandura
Menurut Bandura,
proses mengamati dan meniru perilaku sikap orang lain sebagai model merupakan
tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh
pada pola belajar sosial ini. Misalnya seseorang yang hidup dan dibesarkan di
lingkungan judi, maka dia cenderung menyenangi judi, atau setidaknya menganggap
bahwa judi itu tidak jelek.
Tingkat
tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak
awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Proses
mengingat akan lebih baik dengan cara mengkodekan perilaku yang ditiru kedalam
kata-kata, tanda atau gambar daripada hanya observasi sederhana (hanya melihat
saja).
Individu lebih
menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya. Individu
akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan
dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
Teori
Behaviorisme Menurut Albert Bandura yang
dikenal dengan Social Learning pada intinya
:
1) Bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation).
2) Penyajian contoh perilaku (modeling).
3) Teori ini juga masih memandang
pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment,
seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana
yang perlu dilakukan.
4) Attention
(memperhatikan),
retention (mengingat), reproduction
mereproduksi), dan motivation (dorongan).
5) Generalisasi imitasi. Teori ini menyatakan bahwa orang
akan meniru perilaku orang lain jika situasinya sama dengan ketika peristiwa
yang ditirunya diperkuat di masa lalu.
24. Teori
Humanistik menurut Arthur Combs (1912-1999)
1)
Arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang
penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya
dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
2)
Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia
persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya.
3)
Guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang
ada.
25. Teori
Humanistik Menurut Abraham Maslow
1)
Manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
2)
Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
3)
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki,
mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling
tinggi (aktualisasi diri).
26. Teori
Humanistik Menurut Carl Rogers
1)
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk
belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2)
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3)
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan
dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4)
Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar
tentang proses.
27. Teori
Belajar Noam Chomsky dalam Belajar Bahasa
1) Untuk
memahami perilaku verbal manusia seperti aspek-aspek kreatif dari penggunaan
dan pengembangan bahasa, seseorang harus pertama-tama menerima postulat (dalil)
adanya genetika yang membawa kemampuan linguistik.
2) Kapasitas
manusia untuk belajar bahasa adalah bawaan. Ia memiliki teori bahwa otak
manusia memiliki “hardware” untuk bahasa sebagai hasil dari evolusi
3) Cara
kerja dan perkembangan struktur internal bawaan untuk sintaksis yang mampu
secara kreatif mengorganisasi, menyatukan, menyesuaikan, dan mengkombinasikan
kata-kata dan frase-frase menjadi tutur yang dapat dipahami.
28. Teori
Belajar Guilfoard
1)
Kecerdasan dalam Belajar
Teori Guilford
banyak membicarakan mengenai struktur intelejensi/kecerdasan seseorang yang
banyak mengarah pada kretivitas seseorang. Guilford menerangkan tentang
Kecerdasan yang di diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjawab melalui
situasi sekarang untuk semua peristiwa masa lalu dan mengantisipasi masa yang
akan datang. Dalam konteks ini maka yang namanya belajar adalah termasuk
berpikir, atau berupaya berpikir untuk menjawab segala masalah yang dihadapi .
2)
Berpikir Kreatif
Peningkatan
self regulated learning dapat dilakukan dengan cara menguatkan
kemampuan berpikir kreatif. Sebab, elemen-elemen dalam berpikir kreatif dapat
menjadi landasan bagi terwujudnya self regulated learning. Berpikir kreatif
adalah berpikir lintas bidang, berpikir bisosiatif, berpikir lateral, berpikir
divergen. Berpikir kreatif ditandai dengan karakteristik berpikir yang fluency,
flexibility, originality, elaboration, redifinition, novelty
(Guilford, 1973) Di samping itu, berpikir kreatif juga menuntut adanya
pengikatan diri terhadap tugas (task commitment) yang tinggi. Artinya,
kreativitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap bidang tugas.
3) Kreativitas
Kreativitas,
menurut Guilford (1967), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti
kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude,
antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas. Hidup
berarti menghadapi masalah, dan memecahkan masalah berarti tumbuh berkembang
secara intelektual (J.P. Guilford).
29. Teori
Medan
Teori Medan dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sama
seperti teori Gestalt, teori
medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa
hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah menurut Lewin dalam belajar adalah
:
a) Belajar
adalah perubahan struktur kognitif. Setiap orang akan dapat memecahkan
masalah jika bisa mengubah struktur
kognitif.
b) Pentingnya
motivasi. Motivasi adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk
berperilaku. Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu. Di samping itu
motivasi juga bisa muncul karena pengalaman yang menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar